Update Gaza! 3 Juta Pasukan Serbu Israel-Total Korban Terbaru
Perang antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina, Hamas, masih terus berlangsung. Saat ini, militer Israel terus mengintensifkan serangan ke Gaza untuk menghancurkan Hamas yang telah menyerang Selatan negara itu pada 7 Oktober lalu.
Sejumlah fakta baru terjadi, https://138kas.info/ seperti kemungkinan perang yang melebar dengan langkah Iran merekrut pasukan melawan Israel dan kemunculan front baru terkait militan di Lebanon. Belum lagi angka korban yang terus bertambah, ditambah peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel.
Berikut perkembangan terbarunya seperti dirangkum CNBC Indonesia, Senin (30/10/2023):
1. PM Palestina Respons Israel
Israel berencana mengakhiri perang di Jalur Gaza dengan membentuk otoritas transisi yang memerintah wilayah tersebut. Namun hal ini ditentang oleh Perdana Menteri (PM) Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh.
Shtayyeh mengatakan otoritas Palestina tidak akan kembali memerintah Gaza setelah konflik Israel-Hamas tanpa perjanjian komprehensif yang mencakup Tepi Barat (West Bank) sebagai negara Palestina.
Perdana menteri sejak 2019 itu juga menekankan tidak akan bekerja sama tanpa kembali ke proses perdamaian sejati yang menghasilkan dua negara berdaulat.
“Untuk meminta Otoritas Palestina pergi ke Gaza dan menjalankan urusan Gaza tanpa solusi politik untuk Tepi Barat, seolah-olah Otoritas Palestina akan menaiki F-16 atau tank Israel?” kata Shtayyeh, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (30/10/2023).
“Saya tidak menerimanya. Presiden kami [Mahmoud Abbas] tidak menerimanya. Tak satu pun dari kami akan menerimanya.”
“Saya pikir yang kita butuhkan adalah visi yang komprehensif dan damai. Tepi Barat membutuhkan solusi, dan kemudian menghubungkan Gaza dengan wilayah tersebut dalam kerangka solusi dua negara,” tambahnya.
2. Iran Siapkan 3 Juta Pasukan Serang Israel
Dinamika perang Israel-Gaza terus meluas. Kali ini, rival nomor satu Tel Aviv di Timur Tengah, Iran, sedang mempersiapkan diri untuk berperang dengan Israel.
Dalam sebuah video dan kampanye online yang dirilis Garda Revolusi Iran, lembaga itu melakukan perekrutan online dalam misi yang disebut Badai Al Aqsa dengan harapan dapat meyakinkan pemuda Iran untuk bergabung dengan kelompok bersenjata Hamas di Gaza dalam upaya perangnya.
“Kampanye tersebut, yang dilakukan oleh TV dan radio pemerintah Iran, dan beberapa situs web yang berafiliasi dengan Garda Revolusi, telah mengumpulkan lebih dari 3 juta sukarelawan yang siap dikerahkan,” lapor kantor berita televisi Iran sebagaimana dilansir France24, Senin (30/10/2023).
Iran sendiri diketahui memiliki kedekatan dengan Hamas. Tel Aviv, misalnya, telah memberikan ancaman baru bagi Israel jika benar-benar memulai invasi daratnya ke Gaza, serta diduga memberikan persenjataan kepada kelompok itu.
Tak hanya di Gaza, Iran juga memiliki proksi yang cukup berkuasa di Lebanon, Hizbullah. Kelompok itu juga telah ikut menyerang Israel dengan misil tatkala Tel Aviv masih memfokuskan serangan ke Gaza.
3. Tunisia Pidana Pihak yang Bekerja Sama dengan Israel
Parlemen Tunisia dijadwalkan mempertimbangkan rancangan undang-undang yang mengkriminalisasi normalisasi hubungan dengan Israel. Kepala aliansi politik Sovereign National Line Tunisia, Youssef Youssef Tarshoun, mengatakan rancangan undang-undang tersebut menjatuhkan hukuman mulai dari enam hingga 12 tahun penjara.
Selain itu, akan ada juga denda berkisar antara 10.000 dinar Tunisia (Rp 50 juta) hingga 100.000 dinar (Rp 500 Juta). Ini berlaku bagi siapa pun yang mencoba atau berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, budaya atau militer dengan Israel.
“Rancangan undang-undang tersebut mencakup kejahatan spionase, mendukung musuh Zionis, dan membawa senjata melawan Palestina, serta kejahatan menempatkan diri di bawah kekuasaan entitas Zionis,” tambah Tarshoun.
4. Muncul Front Perang Baru
Kelompok Palestina Hamas, yang terlibat dalam perang dengan pasukan Israel di Gaza, mengatakan bahwa militannya di Lebanon selatan telah meluncurkan roket ke arah Israel, dalam peningkatan eskalasi baru di sepanjang perbatasan.
Sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya di Lebanon telah meluncurkan 16 roket ke Nahariya, sebuah kota pesisir wilayah Galilea Israel, “sebagai tanggapan atas kejahatan pendudukan (Israel) terhadap rakyat kami di Gaza”.
Cabang bersenjata kelompok Islam Jamaah Islamiah juga mengatakan pihaknya telah menembakkan “roket yang ditargetkan” ke kota perbatasan Israel, Kiryat Shmona. Kelompok Hizbullah mengatakan mereka telah menargetkan beberapa posisi tentara Israel, dan juga mengumumkan kematian salah satu pejuangnya pada hari Minggu.
Menurut penghitungan AFP, sejak 7 Oktober, kekerasan lintas batas telah menewaskan sedikitnya 59 orang di Lebanon. Sebagian besar adalah pejuang Hizbullah, meski ada empat warga sipil di antara korban, termasuk satu jurnalis.
5. Biden Warning Keras Netanyahu
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menekan Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza dan mendorong peningkatan segera bantuan kemanusiaan di wilayah kantong tersebut.
Kepada Perdana Menteri Israel Netanyahu melalui telepon pada Minggu, Biden mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri dan harus melakukannya dengan cara yang konsisten dengan hukum internasional tentang perlindungan warga sipil.
Menurut keterangan dari Gedung Putih, Biden dan Netanyahu membahas upaya untuk melindungi lebih dari 200 sandera yang disandera oleh Hamas dalam serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober silam.
Gedung Putih mengatakan Biden juga “menggarisbawahi perlunya segera dan secara signifikan meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil di Gaza,” seiring berkurangnya pasokan di wilayah yang terkepung itu.
Dengan jumlah korban tewas di Jalur Gaza mencapai ribuan dan terus meningkat, pemerintahan Biden berada di bawah tekanan untuk memperjelas dukungannya terhadap Israel tidak berarti dukungan menyeluruh terhadap semua yang dilakukan sekutunya di wilayah itu.
Dalam wawancara televisi pada Minggu pagi, penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehidupan orang-orang tak bersalah di Gaza.
6. Massa Rusia Serbu Pesawat Israel
Massa yang mencari warga Israel dan Yahudi menyerbu bandara di Dagestan, Republik Kaukasus Rusia, setelah beredar rumor bahwa ada penerbangan yang tiba dari Israel.
Kekerasan di wilayah mayoritas Muslim itu, yang meletus di tengah perang antara Israel dan Hamas di Gaza, mendorong Israel meminta Rusia untuk melindungi warganya.
Berdasarkan video viral yang diunggah Russia Today dan Izvestia, lusinan pengunjuk rasa menerobos pintu dan penghalang, dan beberapa berlari ke landasan pacu.
Tak lama setelah itu, badan penerbangan Rusia Rossavitsia mengumumkan bahwa mereka telah menutup bandara untuk penerbangan masuk dan keluar dan pasukan keamanan telah tiba di lokasi.
“Situasi terkendali, penegakan hukum bekerja di lokasi kejadian,” demikian pernyataan pemerintah Republik Dagestan Rusia yang diunggah di Telegram, dikutip AFP.
Pada Minggu malam, Rossavitsia mengumumkan bahwa bandara tersebut telah “dibebaskan” dari massa dan akan tetap ditutup hingga 6 November.
7. Korban Jiwa Terbaru
Jumlah orang yang tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 7.950 orang. Ini disampaikan Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah pada hari Minggu, mengambil data dari sumber-sumber di daerah itu.
“Hampir tiga perempat (73%) dari mereka yang terbunuh berasal dari populasi rentan, termasuk anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia. Lebih dari 20.000 orang terluka,” menurut laporan kementerian.
Korban tewas yang dilaporkan termasuk 116 personel medis. Banyak rumah sakit yang terkena serangan militer.
Dalam informasi sebelumnya, kementerian mengatakan 24 rumah sakit di Gaza utara dengan kapasitas gabungan 2.000 tempat tidur, telah diperintahkan untuk dievakuasi. Sementara itu, korban jiwa di Israel akibat serangan Hamas ke Negeri Yahudi itu telah mencapai 1.400 jiwa.8. Israel Serang Lagi RS Gaza
Bulan Sabit Merah Palestina merilis video yang menunjukkan serangan udara Israel yang intens di wilayah Tal al-Hawa di Gaza, tempat Rumah Sakit Al-Quds berada.
Para pasien, pengungsi dan petugas kesehatan khawatir akan kemungkinan serangan terhadap rumah sakit tersebut setelah Israel memerintahkan evakuasi “segera” pada hari Minggu menjelang kemungkinan serangan.9. Pasokan Air Gaza Terancam
Dokumen internal Departemen Luar Negeri AA memberikan rincian mengenai puluhan ribu orang di Gaza yang meminum air asin dan terkontaminasi. Ini dilaporkan surat kabar Israel Haaretz.
Departemen Luar Negeri dilaporkan menemukan bahwa sekitar 52.000 wanita hamil dan lebih dari 30.000 bayi di bawah usia enam bulan terpaksa minum air asin atau air yang terkontaminasi di Gaza, Haaretz melaporkan.
Israel telah memutus layanan penting yang dibutuhkan masyarakat Gaza untuk mengakses air, termasuk listrik dan bahan bakar yang diperlukan untuk desalinasi dan untuk mengoperasikan pompa air.