Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat menyampaikan jika memiliki rumah akan semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh tingginya harga lahan, bahan baku sampai ancaman tingginya suku bunga yang akan mempengaruhi bunga acuan dan bunga kredit di perbankan.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), ada 9,96% rumah tangga Indonesia yang tinggal di bangunan kontrakan atau sewa pada Maret 2022.
Dalam catatan BPS tersebut, DKI Jakarta nyatanya menempati posisi pertama dengan proporsi penghuni kontrakan terbanyak, yakni mencapai 30,94% dari total rumah tangga Ibu Kota. Sementara rumah tangga yang memiliki rumah sendiri di Jakarta hanya sebesar 50,67% terendah di skala nasional.
Sementara itu, proporsi penghuni kontrakan paling sedikit berada di Jawa Tengah, yakni 2,26%. Rumah tangga yang memiliki rumah sendiri di provinsi ini memang tergolong tinggi yakni mencapai 90,25%.
Tingginya proporsi orang yang mengontrak di Jakarta selain sulit memiliki rumah karena beberapa faktor, namun memang Berdasarkan data yang didapat dari Jakarta Dalam Angka yang diterbitkan oleh BPS DKI Jakarta, jumlah angkatan kerja yang ada di DKI Jakarta sebanyak 5,15 juta orang dengan kelompok umur yang memiliki jumlah penduduk bekerja paling banyak adalah kelompok umur 30 – 34 tahun sebanyak 729.843 orang.
Dalam hal ini, banyak orang di luar Jakarta yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, merantau mencari mata pencaharian sementara bisa jadi sebagian mereka memiliki rumah di luar Jakarta dan mengontrak/kos adalah pilihan terbaik selama menetap di Jakarta.