Tambang Salim Lewat, BMRI Jadi Penggerak IHSG Nomor 1 di 2024

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penggerak utama IHSG sepanjang 2024 dengan kontribusi kenaikan tertinggi melebihi emiten tambang tembaga dan emas yang juga dimiliki oleh konglomerat Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Mengutip Data Statistik IDX, BMRI berkontribusi terhadap kenaikan IHSG sepanjang 2024 sebesar 82,09 poin. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding AMMN yang meningkat sebesar 30,15 poin. Bank Mandiri yang mampu menjadi penggerak utama IHSG disebabkan oleh kenaikan harga sahamnya yang termasuk top 60 saham dengan https://totogaming.site/ kinerja tertinggi sepanjang 2024 serta kapitalisasi pasarnya yang tergolong sebagai top 5.
Melansir Refinitiv, kenaikan saham BMRI sebesar 14,88% sedikit di bawah apresiasi harga saham AMMN sebesar 14,89%. Bahkan, kenaikan harga saham BMRI mampu melampaui performa semua bank buku 4 lainnya yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meningkat 3,19%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terapresiasi 3,7%, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menguat 6,98%.
Saham BMRI menjadi saham dengan performa terbaik setelah AMMN dengan imbal hasil sepanjang 2024 sebesar 14,88%, BBNI memberikan return 6,98%, BBRI 3,70%, dan BBCA 3,19%.
Meski demikian, kapitalisasi pasar BMRI hanya mampu lebih tinggi dibanding BBNI.
Kapitalisasi pasar BBCA merupakan yang terbesar mencapai Rp 1.176 triliun. Market Cap BBRI menjadi yang terbesar kedua yaitu Rp 872 triliun, BMRI di posisi ke-5 sebesar Rp 638 triliun, dan BBNI terbesar ke-10 senilai Rp 211 triliun.
Kenaikan harga saham BMRI sepanjang 2024 ini menjadikan kapitalisasi pasarnya mendekati PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Saham BMRI perlu meningkatkan harganya sebesar 2,2% lagi untuk mampu melampaui kapitalisasi pasar BYAN.
Lonjakan saham BMRI terjadi karena investor masih merespons positif dari kinerja keuangan BMRI sepanjang 2023. Laba bersih secara konsolidasi BMRI pada 2023 mencapai Rp 55,06 triliun, naik 33,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,08% yoymenjadi Rp 9,89 triliun.
Direktur Utama BMRI, Darmawan Junaidi mengatakan perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak perusahaan didirikan 25 tahun lalu.
Dia juga mengatakan capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.
“Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian,” kata Darmawan, Rabu (31/1).
Adapun sepanjang 2023, BMRI membukukan kredit sebesar Rp 1.398 triliun, naik 16,3% yoy. Hal ini mendorong aset bankmenjadi Rp 2.174 triliun, tumbuh 9,12% yoy.
Sementara itu bank membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.576 triliun, naik 5,78% yoy, dengan rasio dana murah ataucurrent account savings account(CASA) 79,4%.
Tak hanya itu saja, seiring dengan makin membaiknya kinerja keuangan BMRI, maka prospek pembagian dividen cenderung menjanjikan.
Dividen sendiri merupakan keuntungan yang dibagikan pada investor dari sebagian laba bersih perusahaan.