Intip Deretan Saham Penguasa Baru dan yang Terdepak dari LQ45
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan hasil evaluasi mayor atau rebalancing terhadap konstituen indeks LQ45 periode 1 Februari hingga 31 Juli 2024. Dalam rebalancing kali ini, ada empat saham baru yang masuk ke indeks paling likuid di BEI. Selain itu, tentunya juga ada empat saham yang keluar dari indeks LQ45.
Dari deretan empat saham yang masuk dan menjadi penghuni baru LQ45, ada saham energi baru dan terbarukan (EBT) yang melantai di BEI tahun lalu dan juga menjadi anak usaha dari PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Selain itu, ada pula emiten produsen baterai kendaraan listrik yang juga melantai di BEI pada tahun lalu yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Kemudian ada emiten menara telekomunikasi Grup Telkom yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, dan terakhir ada emiten distributor barang-barang pengemasan yang juga melantai di BEI pada tahun lalu yakni PT Mitra Pack Tbk (PTMP).
Adapun dari https://38.180.114.193/ pergerakan keempat saham pada sesi I Jumat (26/1/2024) hari ini kompak melesat setelah dirilisnya rebalancing LQ45 dan masuknya keempat saham tersebut ke indeks LQ45.
Berikut pergerakan empat saham yang resmi masuk ke dalam indeks LQ45.
Ketika ada saham yang masuk dan menjadi penghuni terbaru LQ45, tentunya ada beberapa saham yang juga keluar dari indeks LQ45.
Dari keempat saham tersebut, terpantau ada saham media yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Kemudian ada saham menara telekomunikasi Grup Saratoga yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), selanjutnya ada saham batu bara PT Indika Energy Tbk (INDY), dan terakhir ada saham petrokimia milik Konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Adapun dari pergerakan keempat saham yang terdepak dari LQ45 pada sesi I hari ini terpantau ambles.
Berikut pergerakan empat saham yang resmi keluar dari indeks LQ45.
Pada sesi I hari ini, indeks LQ45 terpantau ambles 1,25% menjadi 947,813. Sepanjang tahun ini (year-to-date/YTD), LQ45 ambles 3,23%.
Sebagai infromasi, BEI pertama kali meluncurkan Indeks LQ45 Indeks LQ45 pada Februari 1977, indeks ini menyeleksi beberapa perusahaan di bursa saham dengan kriteria yang sudah ditentukan,dan sejak itu menjadi salah satu indikator penting dalam dunia investasi saham di Indonesia.
Adapun seleksi yang diterapkan Indeks LQ45 yaituberdasarkan kriteria seperti likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar, kondisi fundamental perusahaan, prospek pertumbuhan, serta beberapa kriteria lain yang ditentukan oleh BEI.
Kriteria-kriteria tersebut yakni saham-saham yang dapat masuk ke dalam LQ45 harus tercatat di BEI minimal tiga bulan terakhir, kondisi saham mempunyai finansial yang sehat disertai dengan prospek pertumbuhan yang baik, perusahaan mempunyai kapitalisasi pasar tertinggi selama 1-2 bulan terakhir.
Terakhir yakni dalam 12 bulan terakhir, saham LQ45 harus tergabung 60 saham dengan nilai transaksi tertinggi dalam pasar reguler.
Tujuan utama dari pembentukan Indeks LQ45 adalah untuk melengkapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi indikator obyektif untuk membantu memonitor pergerakan harga saham bagi investor, analis keuangan, pemerhati pasar dan manajer investasi.