Pesawat komando nuklir Amerika Serikat (AS) Boeing E6B-Mercury menyambangi wilayah Eropa pekan ini. Hal ini terjadi saat ketegangan nuklir memuncak antara Washington dan Rusia pasca perang di Ukraina.
Dalam penerbangan itu, E6B-Mercury menyambangi Islandia. Pesawat itu dilaporkan terbang dalam misi Komando AS di Eropa, USEUCOM.
“Para kru bertemu dengan Duta Besar AS untuk Islandia Carrin Patman serta pemimpin diplomatik & militer lainnya,” tulis keterangan Komando AS di Eropa dalam akun Twitter resminya, dikutip Jumat (3/3/2023).
Secara spesifikasi, Boeing E6B-Mercury bukanlah pesawat sembarangan. Pesawat ini mampu beroperasi sebagai markas perintah komando saat terjadi serangan nuklir, membuat pesawat ini sering disebut-sebut sebagai ‘doomsday plane’ atau ‘pesawat kiamat’.
Tercatat, hanya ada satu pesawat di dunia yang kapabel bila dibandingkan dengan Boeing E6B-Mercury. Pesawat itu adalah Il-80 milik Rusia.
Sementara itu, ketengangan nuklir antara Rusia dan AS kembali memanas. Ini diakibatkan oleh dukungan senjata dari AS dan sekutunya ke Ukraina, yang notabenenya berperang melawan pasukan Rusia.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan manuver ini telah membawa kedua kubu dalam perang ‘hibrida’. Pasalnya, dengan bantuan ini, Barat dirasa benar-benar berniat mengalahkan Moskow.
“Kebijakan AS dan NATO untuk memicu konflik di Ukraina dan peningkatan keterlibatan mereka dalam konfrontasi militer penuh dengan bentrokan militer langsung dari kekuatan nuklir dengan konsekuensi bencana,” tegasnya dalam forum konferensi PBB tentang perlucutan senjata yang dikutipĀ CNBC International.
Rusia dan AS memegang 90% senjata nuklir dunia. Namun belum ada data resmi yang menguak hal ini lantaran alasan keamanan dan kerahasiaan.
Dalam catatan Buletin Peneliti Atom pada Januari 2023, Negeri Paman Sam memiliki 3.708 hulu ledak nuklir. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 1.770 hulu ledak dikerahkan, sementara sekitar 1.938 disimpan sebagai cadangan.
Di sisi lain, Rusia memiliki jumlah senjata nuklir yang lebih banyak. Pada Oktober lalu, lembaga yang sama menyebutkan Negeri Beruang Putih memiliki 4.447 hulu ledak nuklir.