Bukan Nuklir! Malapetaka Ini Jadi Bom Waktu Buat Warga Bumi

The Dixie Fire burns down a hillside towards Diamond Mountain Rd. near Taylorsville in Plumas County, Calif., on Friday, Aug. 13, 2021. (AP Photo/Noah Berger)

Bumi memiliki sebuah ancaman terbaru. Hal ini diungkapkan oleh studi yang dilakukan akademisi University of California at Irvine.

Dalam studi itu, pada ilmuwan mengungkapkan bahwa bumi dapat mengalami pemanasan yang signifikan. Kesimpulan ini didapatkan dari data rusaknya hutan di wilayah Utara bumi, yang mengalami peningkatan pesat sejak tahun 2000an.

Kebakaran hutan Utara biasanya menyumbang 10% dari polusi karbon terkait kebakaran global. Namun pada tahun 2021, kontribusi mereka melonjak hingga 23%, menurut penelitian tersebut, karena kekeringan ekstrim dan gelombang panas di Siberia dan Kanada mendorong kebakaran hebat.

“Hutan boreal bisa menjadi bom waktu karbon, dan peningkatan emisi kebakaran hutan baru-baru ini yang kami lihat membuat saya khawatir waktu terus berjalan,” kata penulis studi Steven Davis, dikutip CNN International, Jumat (3/2/2023).

Hutan-hutan ini, yang menutupi sebagian besar wilayah Kanada, Rusia, dan Alaska, adalah bioma daratan terbesar di dunia. Area ini juga padat karbon, melepaskan 10 hingga 20 kali lebih banyak polusi karbon bila terbakar.

Wilayah Siberia Rusia mengalami kebakaran hutan yang sangat buruk pada tahun 2021. Saat itu, kebakaran memusnahkan hutan seluas hampir 45 juta hektar pada tahun 2021.

Pada bulan Juli tahun itu, pilot pengintai Svyatoslav Kolesov mengatakan bahwa dia tidak dapat menerbangkan pesawatnya di wilayah Yukutia, Rusia timur jauh karena asap dari api sangat tebal. Wilayah ini rawan kebakaran hutan dan sebagian besar wilayahnya tertutup hutan, tetapi Kolesov mengatakan sesuatu telah berubah.

“Kebakaran baru telah muncul di utara Yakutia, di tempat yang tidak pernah terjadi kebakaran tahun lalu dan yang sebelumnya tidak pernah terbakar sama sekali,” katanya.

Wakil presiden untuk konservasi Hutan Utara di organisasi konservasi National Audubon Society, Jeff Wells, mengatakan bahwa dia tidak terkejut bahwa penelitian tersebut menemukan polusi karbon tingkat tinggi dari kebakaran boreal. Tapi, katanya, besarnya lonjakan kerusakan pada tahun 2021 mengejutkan.

“Temuan ini adalah ‘satu lagi peringatan keras’ tentang perlunya mengurangi emisi CO2 secara drastis,” kata Wells di laman yang sama.

“Sudah saatnya dunia mengakui kepemimpinan dan pengetahuan masyarakat adat dan pemerintah mereka di wilayah Utara dan di seluruh dunia dalam menjaga wilayah tradisional mereka, terutama dalam menghadapi peningkatan ukuran dan frekuensi kebakaran hutan,” tambahnya .

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*